Halaman

Senin, 10 Februari 2014

MIND MAPPING

MIND MAPPING


1.1  PENDAHULUAN
Mind Map atau di artikan peta pikiran mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pelajar. Bagaimana konsep ini memudahkan ketika mencatat dan sangat efektif untuk lebih memahami dan mengingat materi. Mind mpping dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif.
Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif.
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping
Catatan Biasa
Mind Mapping
hanya berupa tulisan-tulisan saja
berupa tulisan, symbol dan gambar
hanya dalam satu warna
berwarna-warni
untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama
untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
Statis
membuat individu menjadi lebih kreatif.

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Dengan metode pembelajaran mind map ini, siswa akan muda memahami sebuah konsep yang diajarkan oleh guru serta dengan metode mind map ini, siswa terlatih otaknya belajar dengan sistem jejaring atau laba-laba.

1.2 DEFINISI MIND MAPPING
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Secara bahasa mind map terdiri dari dua kata, yakni mind artinya pikiran dan map artinya peta. Maka secara bahasa dapat diartikan dengan peta pikiran. Dalam bukunya, “Buku Pintar Mind Map” (Toni Buzan, 2005) pengertian mind map secara istilah adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Dalam penjelasan lanjutannya, Toni Buzan (2005) menekankan pengertian mind map dengan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.
Busan (1993) dalam Djohan (2008) mengemukakan, bahwa  A Mind Map is powerful graphic technique which provides a universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain. Dari pengertian tersebut, Johan (2008) menyimpulkan bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan. Moreover, a mind map is a diagram used to represent words, ideas, tasks, or other items linked to and arranged around a central key word or idea. Mind maps are used to generate, visualize, structure, and classify ideas, and as an aid to studying and organizing information, solving problems, making decisions, and writing. Karakteristik mind map ini berada pada membedakan kata-kata atau gagasan, menggunakan dengan warna dan simbol. Mind map pada umumnya mengambil format hirarki atau cabang pohon, dengan ide-ide bercabang menjadi subbagian mereka. Peta pikiran memungkinkan kreativitas yang lebih besar saat merekam ide-ide dan informasi, serta memungkinkan catatan untuk mengasosiasikan kata dengan representasi visual. Peta Pikiran berbeda dari peta konsep dalam peta pikiran yang berfokus pada hanya satu kata atau ide, sedangkan peta konsep menghubungkan beberapa kata atau gagasan.
Menurut Yovan (2008), keutamaan metode pencatatan menggunakan Mind Mapping, antara lain:
a) tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
b) level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
c)  hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
d) lebih mudah dipahami dan diingat.
e) informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
f) masing-masing Mind Mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
g) mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping).

1.2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PETA PIKIRAN
1.2.1     KONSEP DASAR MIND MAPPING
Menurut Djohan (2008), proses pembuatan sebuah Mind Mappig secara step by step dapat dibagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu:
1)      Menentukan Central Topic yang akan dibuatkan Mind Mappingnya, untuk buku pelajaran Central Topik biasanya adalah Judul buku atau Judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta usahakan berbentuk image/gambar. Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran/isu uyang hendak dikembangkan, dan diletakkan  sebagai  “pohon”.
2)      Membuat Basic Ordering Ideas – BOIs untuk Central Topik yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why, Where, When, Who dan How). Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan diletakkan sebagai “cabang”  yang melingkari “pohon”.
3)      Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas dari suatu Mind Mapping. Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan diletakkan sebagai  “ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya).
4)      Kemudian melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah Mind Mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat.

1.2.2     PEMBUATAN MIND MAPPING
Dalam membuat Mind Mapping, Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of MM:
a)       Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
b)      Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
c)       Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
d)      Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.
e)       Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
f)        Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1. 
1.2.3     CONTOH MIND MAPPING MENGUNAKAN MINDAPPLE:
Mind Map dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan bantuan software. Walaupun tidak ada ketentuan yang baku, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman dalam menyusun Mind Map, (khususnya untuk Mind Map yang dibuat secara manual).
a) Mulai dari tengah untuk menentukan Topik Sentral (menentukan “pohon”), dibuat dalam kertas kosong bentuk landscape, disertai gambar berwarna.
b) Tentukan Topik Utama (menentukan “cabang”) sebagai bagian penting dari Topik Sentral.
c) Tentukan Sub Topik sebagai  “ranting” yang diambil dari Topik Utama
d) Secara kreatif gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi seluruh peta pikiran Anda.
e) Sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal  (maksimal 2 kata),  dengan huruf kapital atau huruf kecil.
f) Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara Topik Sentral dengan Topik Utama dan Sub Topik. Untuk stimulasi visual, gunakan warna dan ketebalan yang berbeda untuk masing-masing alur hubungan.
g) Kembangkan Mind Map sesuai gaya Anda sendiri untuk memahami suatu teks, Anda terlebih dahulu harus membaca teks tersebut untuk memperoleh gambaran mental (mental image) yang menyeluruh dan bermakna.



1.2 APLIKASI MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
a) Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
b) Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
c) Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
d) Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

1.3   MANFAAT MIND MAPPING
Mind Map dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik yang bersifat personal maupun kolaboratif. Khusus, dalam konteks pembelajaran, Mind Map dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami, mengorganisasikan dan memvisualisasikan materi dan aktivitas belajarmya secara kreatif dan atraktif.
a) Siswa dapat mempetakan apa yang didiskusikan bersama teman-temannya,
b) Siswa dapat mempetakan tentang proses dan hasil observasi yang dilakukannya.
c) Siswa dapat mempetakan tentang apa yang dibacanya
d) Siswa dapat mempetakan tentang apa yang didengarnya.
e) Siswa dapat mempetakan tentang apa yang harus dipresentasikannya di kelas, dan
f) Siswa dapat mempetakan aneka aktivitas belajar lainnya, baik yang berkenaan dengan perencanaan, pelaksaanaan maupun hasil belajarnya.

1.4 SIMPULAN
Mind Map (Peta Pikiran) dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan konsep, ide, tugas  atau informasi lainnya dalam bentuk diagram radial-hierarkis non-linier. Mind Map pada umumnya menyajikan informasi yang terhubung dengan topik sentral, dalam bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan diingat secara cepat dan efisien.
Mind Map digagas dan dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog Inggris, yang meyakini bahwa penggunaan Mind Map tidak hanya mampu melejitkan proses memori tetapi juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan menganalisis, dengan mengoptimalkan fungsi belahan otak. Mind Map dapat mengubah informasi menjadi pengetahuan, wawasan dan tindakan. Informasi yang disajikan fokus pada bagian-bagian penting, dan dapat mendorong  orang untuk mengeksplorasi dan mengelaborasinya lebih jauh.
Dalam praktik pembelajaran di kelas, guru dapat dapat memanfaatkan Mind Map sebagai media pembelajaran atau mengintegrasikannya dengan metode pembelajaran yang digunakan. Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.
Dengan Mind Map, siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan secara kreatif, sesuai dengan apa yang dipahaminya masing-masing, bukan menjiplak pengetahuan secara membabi-buta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar